Dynamic Blinkie Text Generator at TextSpace.net

Jumat, 10 Desember 2010

Berapa Lama Kita di Kubur

Posted On 08.32 by acew 0 komentar

Awan sedikit mendung, ketika kaki kaki kecil Yani berlari-lari gembira di atas jalanan menyeberangi kawasan lampu merah Karet.

Baju merahnya yg Kebesaran melambai Lambai di tiup angin. Tangan kanannya memegang Es krim sambil sesekali mengangkatnya ke mulutnya untuk dicicipi, sementara tangan kirinya mencengkram Ikatan sabuk celana ayahnya.

Yani dan Ayahnya memasuki wilayah pemakaman umum Karet, berputar sejenak ke kanan & kemudian duduk Di atas seonggok nisan "Hj Rajawali binti Muhammad 19-10-1915:20- 01-1965"

"Nak, ini kubur nenekmu mari Kita berdo'a untuk nenekmu" Yani melihat wajah ayahnya, lalu menirukan tangan ayahnya yg mengangkat ke atas dan ikut memejamkan mata seperti ayahnya. Ia mendengarkan ayahnya berdo'a untuk Neneknya...

"Ayah, nenek waktu meninggal umur 50 tahun ya Yah." Ayahnya mengangguk sembari tersenyum, sembari memandang pusara Ibu-nya.

"Hmm, berarti nenek sudah meninggal 42 tahun ya Yah..." Kata Yani berlagak sambil matanya menerawang dan jarinya berhitung. "Ya, nenekmu sudah di dalam kubur 42 tahun ... "

Yani memutar kepalanya, memandang sekeliling, banyak kuburan di sana. Di samping kuburan neneknya ada kuburan tua berlumut "Muhammad Zaini: 19-02-1882 : 30-01-1910"

"Hmm.. Kalau yang itu sudah meninggal 106 tahun yang lalu ya Yah", jarinya menunjuk nisan disamping kubur neneknya. Sekali lagi ayahnya mengangguk. Tangannya terangkat mengelus kepala anak satu-satunya. "Memangnya kenapa ndhuk ?" kata sang ayah menatap teduh mata anaknya. "Hmmm, ayah khan semalam bilang, bahwa kalau kita mati, lalu di kubur dan kita banyak dosanya, kita akan disiksa dineraka" kata Yani sambil meminta persetujuan ayahnya. "Iya kan yah?"

Ayahnya tersenyum, "Lalu?" "Iya .. Kalau nenek banyak dosanya, berarti nenek sudah disiksa 42 tahun dong yah di kubur? Kalau nenek banyak pahalanya, berarti sudah 42 tahun nenek senang dikubur .... Ya nggak yah?" mata Yani berbinar karena bisa menjelaskan kepada Ayahnya pendapatnya.

Ayahnya tersenyum, namun sekilas tampak keningnya berkerut, tampaknya cemas ..... "Iya nak, kamu pintar," kata ayahnya pendek.

Pulang dari pemakaman, ayah Yani tampak gelisah Di atas sajadahnya, memikirkan apa yang dikatakan anaknya... 42 tahun hingga sekarang... kalau kiamat datang 100 tahun lagi...142 tahun disiksa .. atau bahagia dikubur .... Lalu Ia menunduk ... Meneteskan air mata...

Kalau Ia meninggal .. Lalu banyak dosanya ...lalu kiamat masih 1000 tahun lagi berarti Ia akan disiksa 1000 tahun? Innalillaahi WA inna ilaihi rooji'un . Air matanya semakin banyak menetes, sanggupkah ia selama itu disiksa? Iya kalau kiamat 1000 tahun ke depan, kalau 2000 tahun lagi? Kalau 3000 tahun lagi? Selama itu ia akan disiksa di kubur. Lalu setelah dikubur? Bukankah Akan lebih parah lagi? Tahankah? padahal melihat adegan preman dipukuli massa ditelevisi kemarin ia sudah tak tahan?

Ya Allah... Ia semakin menunduk, tangannya terangkat, keatas bahunya naik turun tak teratur.... air matanya semakin membanjiri jenggotnya

Allahumma as aluka khusnul khootimah.. berulang Kali di bacanya DOA itu hingga suaranya serak ... Dan ia berhenti sejenak ketika terdengar batuk Yani.

Dihampirinya Yani yang tertidur di atas dipan Bambu. Di betulkannya selimutnya. Yani terus tertidur.... tanpa tahu, betapa sang bapak sangat berterima kasih padanya karena telah menyadarkannya arti sebuah kehidupan... Dan apa yang akan datang di depannya...

"Yaa Allah, letakkanlah dunia ditanganku, jangan Kau letakkan dihatiku..." 


Siapa paling jelek ?

Posted On 08.12 by acew 0 komentar

Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan, kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus ", kata Kyai. "Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?" "Kamu cari orang atau makhluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari ". Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.
Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, " Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya.
Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb. Santri bergumam, " Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan   gurunya. Waktu akan tidur sehabis 'Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. "Aku tidak lebih baik dari anjing itu.
Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "Sudah dapat jawabannya muridku ?" "Sudah guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus".
Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir  hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Alloh.


Rabu, 08 September 2010

Nambah RAM Pakai Plasdisk

Posted On 01.12 by acew 0 komentar

software ini saya temukan di saat saya masih menggunakan komputer lama saya yang lama, komputer saya itu sangat lambat sekali dikarenakan memorinya kecil, kalau gak salah sekitar 128Mb, maklum komputer lama dan sudah tua. setelah saya googling, googling dan googling akhirnya ketemu juga neh software, software tuk nambah memori di komputer :-)
Software Eboostr ini dapat mempercepat kinerja PC dengan bantuan Flashdisk. Cara kerjanya ruang kapasitas flashdisk dialokasikan untuk meningkatkan cache memori system sehingga kinerja PC jadi lebih cepat, semakin besar kapasitas flashdisk semakin bagus, mungkin ini bisa dijadikan alternatif untuk menambah memori karena harga flashdisk lebih murah dari RAM. Gunakan hingga empat perangkat flashdisk untuk mempercepat kinerja PC. Software ini dapat menambah kecepatan ke PC tanpa harus upgrade hardware
Cara Memakai:
  1. Exctract file EBoostr 3.0
  2. Jalankan eboostr.exe [tunggu sampai proses instalasi selesai]
  3. Setelah instalasi selesai, Restart Komputer anda.
  4. Ebooster akan jalan secara otomatis.
  5. Untuk membuat flashdisk menjadi memory RAM tancapkan flashdisk ke komputer.
  6. Klik add.
  7. Pilih flashdisk yang akan di jadika memory RAM.
  8. Tentukan ukuran cache [kalau bisa jangan diubah - ubah].
  9. Setelah itu klik “OK” dan tunggu. Proses akan berlangsung lama tergantung berapa besar cache yang digunakan.
  10. Setelah selesai akan ada konfirmasi, lalu Klik OK.


Bermain PS2 di komputer

Posted On 01.02 by acew 0 komentar

bayangkan jika anda ingin main PS tp gk punya PSnya, :(
pasti sangat2 sedih, tp tenagn aja ada alternativ laen untuk maen PS tanpa punya PS, anda hanya membutuhkan komputer biasa yang anda gunakan, agar dapat menjalankan aplikasi ini dengan baik, anda membutuhkan DirectX 7 atau versi di atasnya yang lebih baru,,
silahkan d download gratis Plasystation 2 Emulator untuk PC disini <<<<<


Selasa, 07 September 2010

JENGGOT

Posted On 03.40 by acew 0 komentar

cerpen-jenggotPenulis: Deddy Sussantho
Lumpur di lorong-lorong Pasar Cempaka sudah mengering sejak beberapa jam lalu. Siang ini aktifitasnya sudah tidak seramai pagi tadi. Namun bau amis, busuk, kecut, harum, dan segala macam bau masih dapat dicium dengan jelas. Lalat-lalat pun masih mencari nafkahnya di antara sumber bau.
Beberapa meter dari situ, terdapat seorang pemuda yang tengah sibuk memperhatikan sekitarnya. Penampilannya persis mata-mata. Kaca mata hitam, topi hitam, dan jaket hitam. Hampir semuanya hitam, kecuali gigi, kulit, dan celana abu-abu yang belum sempat ia tanggalkan sepulang sekolah. Ia tidak ingin keberadaannya di pasar itu diketahui oleh orang lain, apalagi teman-teman sekolahnya. Langkahnya tampak terburu menuju kios bumbu-bumbu masak.
“Bu, beli kemiri seperempat kilo!” ujar pemuda itu seraya memberi uang lima ribuan kepada si penjual. Proses transaksi tak berlangsung lama, langkahnya kembali terburu meninggalkan kios.
***
“Assalamualaikum!” teriak Budi yang disusul dengan hentakan pintu yang dibanting.
“Waalaikumussalam. Bud, makan dulu,” ujar ibunya. Namun tak dihiraukannya. Dengan cepat Budi sudah berada di lantai dua, menuju kamarnya berada.
“Inilah saatnya melakukan ritual itu!” Budi tampak bersemangat. Segala atribut dan perlengkapan “ritual” pun telah siap.
“Hm… tunggu dulu…” Budi ingat sesuatu.
Ckleck!
Kamarnya ia kunci, khawatir kalau ibunya tiba-tiba masuk kamar sewaktu-waktu.
Kemiri dibakar. Tunggu sebentar. Diperes minyaknya. Terus minyaknya dioleskan di tempat yang diinginkan.
Budi mengikuti semua catatan intruksi dari Ujang, teman baiknya yang telah berhasil menumbuhkan jenggot dengan eksperimen minyak kemiri.
Sebelum mengoleskan minyak ke janggutnya, terlebih dahulu otaknya berkhayal tentang wajahnya yang ditumbuhi jenggot. Otaknya memilih-milih model jenggot yang sekiranya pas dengan mukanya yang lonjong. Rhoma Irama, Onci Ungu, Surya Saputra, dan sejumlah artis berjenggot pun menjadi referensi.
Dengan tangan gemetar, entah karena tidak sabar atau grogi, perlahan ia mulai mengoleskan minyak kemiri ke janggutnya yang plontos polos. Tak lupa lafadz doa terucap khidmat dari mulutnya, berharap jenggot segera tumbuh.
***
Sudah lama sekali Budi ingin memiliki jenggot. Tapi sampai sekarang belum juga janggutnya yang mulus itu ditumbuhi jenggot.
Sebenarnya ia bukan orang yang kekurangan hormon penumbuh bulu. Terbukti dari lebatnya bulu kaki, kumis, dan segala tempat yang ada bulunya. Namun entah kenapa hanya jenggot yang belum ia punya. Terkadang ia sempat kesal ketika temannya ada yang mempertanyakan perihal jenggotnya.
“Bud, jenggot lu ke mana?”
“Hm…setiap hari gw cukur terus, habis gw gak suka jenggot sih,” jawab Budi seadanya. Meski berbohong, dalam hatinya ia ingiiin sekali punya jenggot. Ia kesal karena hanya dia yang belum punya jenggot di antara teman-temannya. Padahal kini ia sudah kelas 3 SMA!
Banyak alasan kenapa Budi ingin sekali punya jenggot. Di antaranya adalah melengkapi kejantanannya yang kurang, menutupi bekas lukanya yang ada di dagu, dan buat jadi pelengkap kebiasaannya mengelus dagu saat berpikir. Gak keren rasanya kalau ngelus dagu tapi gak ada jenggotnya. Namun di balik itu semua, alasan yang paling kuat adalah karena ia sempat ditolak sama adik kelas yang sudah lama ia incar, Lola namanya. Ia ditolak dengan alasan si doi gak suka kumis. Katanya kumis sudah gak jaman. Si doi lebih suka cowok yang punya jenggot. Lebih keren katanya.
“Jangan pernah datangi aku jika kau tidak punya jenggot!” ujar Lola seperti dialog sinetron di akhir proses penolakan.
Selama ini Budi percaya bahwa kumis adalah sumber kejantanan. Karena Bapaknya menaklukan Ibunya lewat model kumis yang sedang populer saat itu. Dengan kata lain, tanpa kumis mungkin Budi tidak akan pernah ada di dunia ini. Namun Budi segera sadar, kejayaan kumis telah hancur seiring hancur hatinya karena ditolak Lola. Lola suka jenggot. Titik. Gak pake kumis.
Satu minggu… dua minggu… dan akhirnya jadilah 3 bulan. Budi mengahampiri Ujang dengan geram. Ia protes. Pasalnya ia sudah mengoleskan minyak kemiri 3 kali sehari setiap sehabis makan, tapi jenggot belum juga hadir di jangutnya hingga sekarang.
“Jang, lu bohong nih! Mana khasiyat kemiri yang lu janjikan? Buktinya sampe sekarang gw belum juga ada jenggot!” protes budi setengah berbisik kepada Ujang di kantin sekolah. Ia tak ingin teman-temannya yang lain tahu kalau ia sedang berusaha menumbuhkan jenggot.
“Sabar donk Bud. Sruuup… Baru juga 3 bulan. Nyamm nyamm… Gw aja dulu ampe setahun! Glekh…” jawab Ujang sambil mengunyah mie goreng pesanannya.
“Gak bisa, Jang. Mana bisa gw nunggu setahun. Nanti keburu kita lulus. Kalau kita lulus kesempatan gw buat ketemu Lola kan jadi susah.”
“Ya kan belum tentu lu lulus, Bud.”
Satu jitakan mendarat di kepala Ujang.
“Serius donk Jang!”
“Hehe… iya iya. Duh, gitu aja marah,” kata Ujang sambil tangan kirinya ngusap-ngusap kepala yang habis dijitak Budi. Tangan kanannya tampak siap memasukkan mie goreng ke dalam mulutnya lagi.
“Lu punya solusi lain gak?” tanya Budi.
Ujang hanya menggeleng. Mulutnya penuh dengan mie goreng. Tak lama kerongkongannya bergerak. Glegh!
“Emang kenapa sih lu demen amat sama Lola? Ampe lu bela-bela numbuhin jenggot gitu.”
“Wah, cinta gw buat Lola gak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Jang! Itu cewek imut banget! Senyumnya bagai sabit bulan di tengah malam. Alisnya bak semut beriring. Rambutnya halus sehalus bulu domba…”
“Matanya kaya bola pingpong gak?”
“Hem, hampir.”
“Hidungnya?”
“Licin dan mancung kaya perosotan taman.”
“Kupingnya?”
“Bodo ah!”
Makin hari Budi jadi lebih rajin. Rajin ke warnet, ke perpus, dan berdoa. Tapi bukan rajin belajar biar pinter, melainkan rajin cari tahu bagimana menumbuhkan jenggot. Tak lupa, ritual minyak kemiri tak ia tinggalkan.
Cintanya buat si Lola rupanya sudah sampai ke ubun-ubun. Setiap ada cewek yang dia lihat, selalu menjadi Lola. Guru yang mengajar di kelas adalah Lola. Penjual gado-gado di kantin adalah Lola. Sampai-sampai Kepala sekolahnya adalah Lola. Lola… oh Lola… tapi khayalannya selalu terputus saat ia melihat lelaki berjenggot.
Oh iya, jenggot!
Ia kembali berfikir keras untuk menumbuhkan jenggot. Percuma dia mendekati si Lola kalau dia belum punya jenggot.
Berbagai cara ia lakukan. Mulai dari makan makanan yang dipercaya dapat menumbuhkan jenggot, sampai melaksanakan pantangan-pantangan yang menyebabkan jenggot rontok.
Alhasil, usaha kerasnya kini berbuah manis, jenggot Budi tumbuh! Namun baru sebatas bulu halus. Berselang 2 meter, bulu halus itu sudah tak jelas terlihat. Ah, Mana bisa dapetin cintanya Lola kalau begini?
“Jangan pernah datangi aku jika kau tidak punya jenggot!”
Kata-kata Lola kembali terngiang.
***
Hari ini, seperti biasa, setiap seminggu sekali Budi pergi ke Pasar Cempaka untuk membeli kemiri. tapi kebiasaannya itu terpaksa tertunda beberapa jam karena ia ketiduran. Tapi tetap, pasar yang berjarak lebih dari 2 kilometer dari rumahnya itu ia datangi dengan berjalan kaki. Namun setelah dekat dengan lokasi, langkahnya terhenti. Matanya terkesiap dan meniti orang-orang yang panik dan berlari. Sementara beberapa meter, si jago merah tampak menari sendiri. Pujian angin buat api makin percaya diri. Tapi lain halnya dengan si Budi. Ia jadi panik. Jantungnya bertentum bagai bola basket yang terpantul. Sedang tubuhnya diam mematung. Sesekali matanya ia sapukan, seolah tak percaya dengan apa yang terjadi.
Entah bisikan dari mana, langkahnya mulai hidup kembali. Budi ikut berlari. Tapi tidak sembunyi. Ia ikut membantu mengambil air dengan mencontoh orang-orang yang dari tadi sudah mencari.
Setelah tiga jam, tarian api baru bisa berhenti. Meninggalkan gores luka yang kian meninggi. Tak ada yang tersisa. Termasuk kios kemiri.
Semua orang lelah. Termasuk Budi. Matanya masih menatap sisa-sisa bangunan yang habis dimakan api. Ada satu hal yang ia sadari, bahwa ia bisa saja mati jika saja ia tidak terlambat tadi. Ia kini paham,  kematian bisa hadir kapan saja.
Jantungnya Budi masih berdegub kencang, air matanya mengalir. Hari itu, untuk pertama kalinya, ia melupakan Lola lebih dari tiga jam. Budi tak sadar itu.
***
Waktu bergulir dengan pasti. Tak ada yang tahu kemana arah skenario kehidupan yang ditulis Tuhan. Sepeninggal kejadian di pasar itu, Budi berubah. Ia tidak seperti biasanya. Ia sekarang rajin sholat, setidaknya untuk beberapa minggu ini. Namun itu semua memberikan dampak yang signifikan pada wajahnya. Selain mukanya lebih segar, kini ia punya jenggot! Jenggot dalam arti yang sesungguhnya. Tidak sekedar bulu halus, tapi jenggot tulen! Entah apa karena air wudhu yang sering mengalir di wajahnya atau memang karena minyak kemiri sudah memberikan efeknya. Yang pasti, meski hanya 3 helai, ia bangga telah memilikinya.
Tapi bagai kacang lupa ingatan, memang dasar si Budi, sudah punya jenggot bukannya Tuhan yang diingat, tapi malah sosok Lola yang dilihat. Matanya kembali berapi-api. Jantungnya beradu ramai. Jenggotnya bergoyang-goyang, tanda tekadnya sudah bulat. Ia akan menembak Lola lagi! Kali ini dengan jenggot 3 helai sebagai saksinya.
Lola, akan kupinang engkau dengan jenggotku!


Do'a Orang Teraniaya....

Posted On 03.06 by acew 1 komentar

Written by Redaksi2   
Suatu pagi seorang laki-laki pergi berburu untuk mendapatkan rezeki yang halal. Namun hingga sore, ia belum mendapat satu pun binatang buruan. Lalu ia berdoa dengan tulus:"Ya Allah, anak-anakku menunggu kelaparan di rumah, berilah aku seekor binatang buruan". setelah doanya ia panjatkan, Allah memberikannya rezeki, jala yang dibawa pemburu itu mengenai seekor ikan yang sangat besar. Ia pun bersyukur kepada Allah. kemudian, beranjaklah ia pulang dengan hati riang.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan kelompok orang dengan seorang raja yang hendak berburu. Raja heran dan takjub luar biasa begitu melihat ikan besar yang dibawa pemburu itu. Lalu, ia menyuruh pengawal untuk merampas ikan itu dari sang pemburu.

Tanpa susah payah, raja itupun mendapatkan ikan itu. dengan gembira, ia langsung pulang. Ketika sampai di istana, ia mengeluarkan dan membolak-balik ikan itu sambil tertawa ria. tiba-tiba ikan itu mengigit jarinya. akibatnya, badan sang raja panas dingin, sehingga malam itu sang raja tidak bisa tidur.

dengan rasa cemas, raja itupun memerintahkan agar seluruh dokter dihadirkan untuk mengobati sakitnya. semua dokter menyarankan agar jarinya itu dipotong untuk menghindari tersebarnya racun ke anggota badan lain. Raja pun menyetujui nasihat mereka. Namun setelah jarinya dipotong, ia tetap tidak dapat istirahat karena ternyata racun itu telah menyebar ke bagian tubuh lainnya,

Para dokter pun menyarankan agar pergelangan tangan raja dipotong dan raja pun menyetujuinya. Namun setelah pergelangan tangannya dipotong, tetap saja raja tidak dapat memejamkan matanya, bahkan rasa sakitnya makin bertambah. ia berteriak dan meringis dengan keras karena racun itu telah merasuk dan menyebar ke anggota tubuh lainnya.

Seluruh dokter akhirnya menyarankan agar tangan hingga siku raja dipotong. raja pun menyetujuinya. Setelah tangan hingga sikunya dipotong, sakit jasmaninya kini telah hilang, tetapi diri dan jiwanya tetap belum tenang. Semua dokter akhirnya menyarankan agar raja dibawa ke seorang dokter jiwa (ahli hikmah).

Dibawalah sang raja menemui seorang dokter jiwa. dan diceritakan seluruh kejadian seputar ikan yang ia rampas dari pemburu itu. Mendengar hal itu, ahli hikmah berkata, "Jiwa Tuan tetap tidak akan tenang selamanya sampai pemburu itu memaafkan dosa dan kesalahan yang telah Tuan perbuat."

Kemudian raja itupun mencari pemburu itu.setelah didapatkan, raja menceritakan kejadian yang dialaminya. dan ia memohon agar si pemburu itu memaafkan semua kesalahannya. Si pemburu pun memaafkannya sambil berjabat tangan.

Sang raja penasaran ingin mengetahui apa yang dikatakan si pemburu ketika raja merampas ikannya. "Wahai pemburu apa yang kau katakan ketika aku merampas ikanmu itu?" tanya sang raja.

"Aku hanya mengatakan 'ya Allah sesungguhnya dia telah menampakkan kekuatannya kepadaku, perlihatkanlah kekuatan-Mu kepadanya!" jawab pemburu itu. Sungguh, doa orang teraniaya sangat mustajab, maka berhati-hatilah dalam bertindak. Wallahu 'alam bi shawab.


Keteladanan Nabi Ibrahim 'AlaihisSalam

Posted On 03.03 by acew 0 komentar

Dalam lintasan sejarah kenabian, nama Nabi Ibrahim Alaihissalam, merupakan nama yang sudah tidak asing lagi bagi umat Islam. Selain dikenal sebagai salah seorang rasul ulul azmi (yang memiliki keteguhan), beliau juga sering disebut sebagai Khalilullah (kekasih Alloh Subhaanahu wa Ta’ala), dan Abul Anbiya' (bapaknya para nabi). Tulisan singkat ini memberikan sedikit gambaran tentang perilaku kehidupan beliau untuk kemudian nantinya bisa kita teladani.
Kritis terhadap lingkungan

Nabi Ibrahim Alaihissalam dilahirkan dilingkungan penyembah berhala, termasuk bapaknya sendiri, Azar, namun ternyata lingkungan tidak memberi pengaruh terhadap dirinya. Hal ini dikarenakan sikap kritis yang beliau miliki. Suatu ketika beliau bertanya kepada bapaknya tentang penyembahan berhala ini. Sebagaimana dalam firman Alloh Subhaanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim ber-kata kepada bapaknya Aazar: "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai ilah-ilah. Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata". (QS: Al-An'am: 74)

Demikianlah keteguhan iman beliau, kesesatan tetaplah beliau katakan sebagai kesesatan meskipun itu dihadapan ayahnya sendiri, sehingga dalam riwayat lain beliau akhirnya diusir oleh sang ayah. Sikap Nabi Ibrahim tidaklah berhenti disini, namun dilanjutkan dengan mencari siapakah sesembahan (Ilah) yang sebenarnya. Tatkala ia melihat bintang ia katakan "Inilah Tuhanku," namun ketika bintang itu tenggelam ia berkata: "Saya tidak suka yang tenggelam", demikian juga ketika melihat bulan dan matahari sama seperti itu. Akhirnya karena merasa bahwa benda-benda di alam ini tak ada yang pantas untuk disembah maka ia berkata, sebagaimana dalam firman Alloh Subhaanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan."

Kisah ini membuktikan bahwa hanya dengan mengikuti akal sehat dan hati nurani saja (fitrah) ternyata beliau mampu menjadi muslim yang muwahid (lurus tauhidnya) meski lingkungan yang ada tidak mendukung. Dan ini menunjukan bahwa fitrah manusia pada dasarnya adalah bertauhid. Lalu bagaimana dengan kita umat Islam sekarang ini, bukankah selain memiliki akal dan hati nurani kita juga mempunyai pembimbing berupa Al-Qur'an dan As-Sunnah. Masihkah kita akan menutupi kemusyrikan, kebid'ahan dan kemungkaran-kemungkaran yang kita lakukan dengan alasan lingkungan? atau sudah tradisi?

Cerdas, diplomatis dan pemberani

Hal ini dibuktikan ketika beliau berhadapan dengan penguasa musyrik saat itu yang bernama Namrudz, raja Babilonia. Firman Alloh Subhaanahu wa Ta’ala, artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Rabbnya (Alloh) karena Alloh telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan: "Rabbku ialah yang menghidupkan dan mematikan". Orang itu berkata: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan". Ibrahim berkata: "Sesungguhnya Alloh menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat," lalu heran terdiamlah orang kafir itu; dan Alloh tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim." (QS: Al-Baqarah: 258)

Dalam tafsir di sebutkan bahwa yang di maksud orang yang diberi kekuasaan adalah Namrudz, kemudian arti ucapannya: "Saya dapat menghidupkan dan mematikan" ialah membiarkan hidup seseorang dan membunuh yang lainya. Sadar menghadapi orang yang punya kekuasaan yang bisa bertindak apa saja semaunya maka Nabi Ibrahim lalu menyampaikan hujjah yang sekiranya membuatnya diam, yakni disuruh ia menerbitkan matahari dari barat, jika memang bisa dan punya kekuasaan.

Kecerdasan Nabi Ibrahim juga tertuang dalam kisah lainya yakni tatkala ia menghancurkan berhala-berhala para musyrikin ia sisakan satu berhala yang terbesar. Hal ini tentunya bukan dengan tanpa tujuan. Ketika dalam persidangan iapun ditanya tentang siapa yang menghancurkan berhala-berhala itu. Nabi Ibrahim menjawab: "Tanyakan saja kepada berhala yang paling besar yang belum rusak! Sebenarnya jika para musyrikin itu mau menggunakan otaknya mereka sudah tahu dengan maksud perkataan Nabi Ibrahim tersebut. Namun karena kebodohan mereka merekapun balik mengumpat: "Bagaimana kami bertanya kepadanya, bukankah dia itu hanyalah patung benda mati? Maka dijawab lagi oleh Nabi Ibrahim dengan yang lebih tegas: "Jika sudah tahu itu benda mati mengapa kalian sembah?"

Inilah bukti kecerdasan dan kehebatan beliau dalam berdiplomasi. Memang banyak orang cerdas pemikirannya, namun jika sudah berhadapan dengan penguasa, maka terkadang tidak begitu terlihat kehebatannya bahkan justru yang dilakukan adalah minta petunjuk.

Memiliki ketaatan luar biasa


Sengaja disini kami tulis dengan luar biasa karena memang tidak dimiliki dan tidak bisa dimiliki oleh manusia-manusia biasa seperti kita. Mari kita renungkan arti firman Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berikut ini yang mengisahkan tentang perintah penyembelihan Nabi Isma'il: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih-mu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Alloh kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".

Perintah menyembelih anak bukanlah perintah sembarangan, namun demikian Nabi Ibrahim tetap saja mengerjakannya, walaupun akhirnya diganti oleh Alloh Subhaanahu wa Ta’ala dengan seekor domba. Jika bukan karena ketaatan yang luar biasa maka tentu Nabi Ibrahim tak sanggup untuk mengerjakannya, demikian pula dengan Nabi Isma'il yang akan disembelih, beliau pun persis seperti ayahnya, pasrah (Islam) terhadap apa yang diwahyukan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala.

Telah kita pahami pada awal artikel ini, bahwa beliau adalah seorang yang kritis, cerdas dan diplomatis serta pemberani. Namun itu semua sama sekali tidak berlaku di hadapan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala. Mestinya dengan sikap kritis dan kecerdasannya ia bisa menolak perintah itu dengan mengatakan bahwa perintah itu tidak masuk akal dan diluar kebiasaan atau kemampuan. Jika tidak, sebagai seorang yang diplomatis ia bisa menyampikan alasan-alasan tertentu untuk berkelit dari printah itu atau minimal minta diganti perintah lain yang lebih ringan, bukankah ia seorang nabi yang jika meminta sesuatu pasti dikabulkan? Akan tetapi kaum muslimin, beliau bukanlah tipe manusia seperti kita yang ketaatanya hanya setebal kulit ari, dan sangat mudah terhampas oleh tiupan badai. Jika bukan karena rahmat Alloh Subhaanahu wa Ta’ala kita tak punya kekuatan apa-apa untuk mempertahankannya. Rupanya yang ada dalam diri Nabi Ibrahim ketika berhadapan dengan perintah Alloh Subhaanahu wa Ta’ala adalah Sami'na wa atha'na ya dan ya. Tak pernah ada kata 'tidak', 'nanti saja' atau 'perlu analisa dulu', dengan tujuan supaya bebas darinya. Demikianlah ciri-ciri muslim dan mukmin sejati.

Hal ini sesuai dengan firman Alloh Subhaanahu wa Ta’ala, yang artinya: "Dan tidakkah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Alloh dan Rasul-Nya telah menetappkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.Dan barang siapa mendurhakai Alloh dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS: Al-Ahzab: 36)

Memang begitulah idealnya seorang disebut sebagai mukmin. Jika Al Qur'an atau Sunnah mengatakan salah dan haram maka seperti itu pula yang ia katakan. Jika memerintahkan sesuatu maka itulah yang ia kerjakan dan jika melarang sesuatu pantangan jangankan dia mengerjakan, mendekati saja tidak akan mau. Sungguh Alloh Subhaanahu wa Ta’ala Maha Tahu bahwa seorang hamba tak akan sanggup untuk menyembelih anaknya dan seandainya pun yang diperintahkan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala hanya ini saja dan tidak ada perintah-perintah lain maka tetap saja dan kita tak akan mampu melakukannya. Dan tiadalah suatu larangan Alloh Subhaanahu wa Ta’ala kecuali di situ terdapat sesuatu yang merugikan dan membawa petaka, oleh karenanya wajib untuk di jauhi.

Dan masih banyak sebenarnya teladan yang bisa diambil dari sirah Nabi Ibrahim ini. Namun karena keterbatasan tempat dan ilmu maka tidak bisa untuk disampaikan semuanya, diantaranya yang terpenting adalah ketegasan beliau terhadap kemusyrikan dan kekafiran. Seperti yang tersebut dalam Al-Qur'an Surat Az-Zurkhruf 26-27.

Pelajaran yang bisa diambil 
Pelajaran yang bisa kita ambil dari sedikit uraian diatas adalah: (QS: Ash-Shaffat: 102)




  1. Seseorang tidak boleh melakukan kesyirikan/ kebid'ahan hanya dengan alasan lingkungan, karena telah ada Al Qur'an dan As Sunnah sebagai petunjuk.  




  2. Seseorang da'i dituntut memiliki sifat yang cerdas, kritis, peka terhadap lingkungan, bisa bertukar pendapat dengan baik dan pemberani.




  3. Kecerdasan dan intelektualitas bukan penghalang bagi seseorang untuk berlaku taat kepada Alloh Subhaanahu wa Ta’ala. Bahkan akal harus tunduk terhadap wahyu. 
  4. Hikmah dari perintah penyembelihan nabi Ismail adalah disyariatkanya ibadah kurban.
  5. Tegas terhadap kemusyrikan dan kekafiran adalah sikap yang harus dimiliki setiap muslim.
Oleh karenanya, akankah lingkungan terus menerus kita kambing hitamkan untuk mempertahankan sebuah kesalahan atau tradisi yang menyimpang, ataukah dengan kecerdasan dan intelektual yang kita miliki kita akan mencoba membelokkan makna ayat-ayat Alloh Subhaanahu wa Ta’ala atau menafsiri semaunya dan dikatakan sudah tidak relevan lagi. Padahal kita tahu, Nabi Ibrahim adalah orang yang sangat cerdas, namun ia berubah menjadi orang yang sangat bodoh (karena taat) ketika berhadapan dengan wahyu, sehingga ketika disuruh menyembelih putranya ia pun bersedia melakukannya tanpa banyak berpikir panjang.

Dimanakah muslim yang berjiwa seperti nabi Ibrahim ini? memang kita tak akan bisa seperti beliau namun setidaknya kita harus berusaha menjadi muslim yang taat dan tidak banyak membantah walau belum mampu untuk melakukannya. Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab... (Parlin Abdurrahman)

(Sumber Rujukan: Al-Qur'an tafsir Bayan, Mushaf terjemah, Kitab Tauhid karya Syaikh At-Tamimi)


Senin, 06 September 2010

Tukang Cukur tidak percaya tuhan

Posted On 13.33 by acew 0 komentar

 Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumennya dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat.
Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentang TUHAN.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya kalau TUHAN itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ?” tanya si konsumen.
“Begini, coba kamu perhatikan di depan sana, di jalanan…. untuk menyadari bahwa TUHAN itu tidak ada”.
“Katakan kepadaku, jika TUHAN itu ada. Adakah yang sakit? Adakah anak-anak terlantar? Adakah yang hidupnya susah?” .
“Jika TUHAN ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan”.
“Saya tidak dapat membayangkan TUHAN Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi”.
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon apa yang dikatakan si tukang cukur tadi, karena dia tidak ingin terlibat adu pendapat.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (Jawa : mlungker-mlungker – Red), kotor dan brewok, tidak pernah dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur tadi dan berkata :
“Kamu tahu, sebenarnya di dunia ini TIDAK ADA TUKANG CUKUR..!”
Si tukang cukur tidak terima, dia bertanya : ”Kamu kok bisa bilang begitu?”.
“Saya tukang cukur dan saya ada di sini. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu TIDAK ADA! Sebab jika tukang cukur itu ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar sana“, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur itu tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
“Apa yang kamu lihat itu adalah SALAH MEREKA SENDIRI, mengapa mereka tidak datang kepada saya untuk mencukur dan merapikan rambutnya?”, jawab si tukang cukur membela diri.
“COCOK, SAYA SETUJU..!” kata si konsumen.
“Itulah point utamanya!.. Sama dengan TUHAN.
“Maksud kamu bagaimana?”, tanya si tukang cukur tidak mengerti.
Sebenarnya TUHAN ITU ADA ! Tapi apa yang terjadi sekarang ini.?
Mengapa orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU mencari-NYA..?
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Si tukang cukur terbengong !!!! Dalam hati dia berkata : “Benar juga apa kata dia..mengapa aku tidak mau datang kepada TUHANKU, untuk beribadah dan berdoa, memohon agar dihindarkan dari segala kesusahan dalam hidup ini..?”





Jika Anda berpikir bahwa TUHAN ITU ADA, sampaikan cerita ini kepada orang lain. Semoga kita selalu mendapat kebaikan dan kebahagiaan dalam hidup ini. Amien..


Si Anak dan Persegi

Posted On 13.10 by acew 0 komentar


Di suatu senja, duduklah seorang ibu yang sedang membantu anak-anaknya mengulang-ulang pelajaran mereka. Sang ibu memberi putra kecilnya yang berusia 4 tahun sebuah buku gambar agar tidak mengganggunya dalam memberikan keterangan terhadap pelajaran saudara-saudaranya yang lain.

Tiba-tiba sang ibu teringat bahwa dia belum menghadirkan makan malam untuk ayah suaminya (mertuanya), seorang yang sudah lanjut, dan hidup bersama mereka di sebuah kamar di luar bangunan rumah, yaitu di pelataran rumah. Adalah sang ibu melayaninya sesuai dengan kemampuannya, dan sang suami ridha dengan pelayanan terhadap ayahnya yang tidak meninggalkan kamarnya karena kesehatannya yang lemah.

Sang ibupun cepat-cepat memberi sang mertua makanan. Dan bertanya kepadanya, apakah sang ayah membutuhkan pelayanan lain, lalu dia pergi meninggalkannya.

Saat dia kembali ke tempatnya bersama dengan putra-putranya, dia memperhatikan bahwa anak bungsunya tengah menggambar lingkaran dan persegi. Dan meletakkan di dalam lingkaran dan persegi tersebut simbol-simbol. Maka sang ibupun bertanya: Apa yang kamu gambar?

Dia menjawab dengan penuh kecerdasan: "Sesungguhnya aku tengah menggambar rumahku yang nanti aku akan tinggal di dalamnya saat aku dewasa dan menikah."

Jawaban si anak menggembirakan sang ibu. Lalu sang ibu bertanya: Di mana engkau akan tidur?" Si anakpun memperlihatkan kepada sang ibu setiap persegi dan berkata: "ini adalah kamar tidur....ini dapur ... ini ruang tamu.." Dia menghitung-hitung apa saja yang dia ketahui dari ruang ruang di rumah.

Lantas dia meninggalkan satu kotak persegi yang sendirian di luar daerah yang telah dia gambar yang mencakup keseluruhan kamar.

Sang ibu pun terheran, dan berkata: "Lalu mengapa kamar ini ada di luar rumah? Terpisah dari kamar kamar yang lain?

Si anak menjawab: "Kamar tersebut untuk ibu, aku akan meletakkan ibu di sana, ibu akan hidup di sana sendirian sebagaimana kakekku yang sudah tua."
Sang ibupun terkejut dengan apa yang dikatakan oleh putranya!!!
"Apakah aku akan sendirian di luar rumah di pelataran rumah tanpa bisa bersenang-senang dengan berbicara bersama anak-anakku? Aku tidak bisa berbahagia dengan ucapan ucapan mereka, kebahagiaan mereka,dan permainan mereka saat aku lemah, tidak mampu menggerakkan tubuh? Siapa yang aku ajak bicara saat itu? Apakah aku akan menghabiskan sisa umurku sendirian di antara empat dinding tanpa bisa mendengar suara anggota keluargaku??

Maka sang ibu cepat-cepat memanggil pembantu, kemudian dengan cepat memindah perabotan ruang tamu yang biasanya merupakan ruang yang paling baik, kemudian menghadirkan ranjang ayah suaminya, lalu memindah perabotan ruang tamu ke dalam kamar sang kakek di pelataran rumah.

Di saat sang suami pulang, dia terperanjat dengan apa yang dia lihat, dan takjub, lalu bertanya apa penyebab perubahan ini?

Sang istri menjawab dengan air mata yang berlinangan di kedua matanya: "Sesungguhnya aku memilih ruang yang paling indah untuk kita hidup didalamnya jika Allah memberikan kepada kita umur sampai usia lanjut yang lemah untuk bergerak. Dan biarlah tamu berada di ruang luar di pelataran rumah."

Sang suamipun faham apa yang dimaksud oleh sang istri, lalu memuji perbuatannya terhadap ayahnya yang tengah melihat kepada mereka dengan senyuman dan pandangan mata keridhaan. Sementara sang anak... dia menghapus gambarnya... dan tersenyum. (qiblati ed 11 tahun 2009/mrg)sumber artikel KISAH ISLAM


Minggu, 05 September 2010

PAKET UNLIMITED TELKOMSEL

Posted On 07.08 by acew 0 komentar

Telkomsel bekerja sama dengan mitra device channel meluncurkan paket perdana Flash Unlimitted seharga Rp 60 ribu. Pembeli kartu prabayar ini dapat menikmati akses internet berkecepatan tinggi Telkomsel Flash untuk chatting, social networking, browsing, dan download menggunakan modem mulai dari 384 kbps (kilobit per second).

Manager Communication and Relationship Telkomsel Area Pamasuka, Jowvy Kumala, dalam rilisnya, Rabu (26/5/2010), mengatakan, tingkat penetrasi penggunaaan selular untuk mengakses internet kecepatan tinggi tumbuh pesat.

Untuk itu, dibutuhkan penyediaan layanan broadband yang semakin berkualitas, salah satunya dengan layanan paket yang diluncurkan.

Dijelaskan, paket perdana Flash Unlimited tersebut dapat dibeli di outlet mitra Telkomsel, seperti Simpatindo, Wellcomshop, Speed Up, Prolink, dan Broadband Center. Secara bertahap kartu prabayar khusus layanan data ini bisa diperoleh di 24 kota besar di Indonesia.

"Paket perdana Flash Unlimited ini sudah termasuk pulsa senilai Rp 55 ribu. Untuk berlangganan paket Flash Unlimited Rp 50 ribu, cukup registrasi dengan mengirim SMS, ketik UL REG 50, lalu kirim ke 3636," kata Jowvy.

Telkomsel juga menyediakan paket Rp 100 ribu dan paket 200 ribu, di mana pelanggan harus melakukan isi ulang pulsa terlebih dahulu senilai paket yang akan dibeli, lalu melakukan registrasi, ketik UL REG 100 atau 200, kirim ke 3636. Seluruh paket ini diperpanjang secara otomatis ketika masa aktif paket habis.

Tersedia juga paket Flash Unlimited Rp 50 ribu tanpa perlu berlangganan. Caranya, kirim SMS, ketik UL ON 50, kirim ke 3636. Paket ini berlaku untuk satu kali pembelian dan tidak otomatis diperpanjang


Rabu, 01 September 2010

Dalam Hujan Aku Mencintaimu

Posted On 03.41 by acew 0 komentar

Penulis: Itara Azkiya

Fajar menyingsing sempurna. Keindahan itu tak sebanding dengan bahagianya hati ini mencintai Dema. Mungkin itulah, mengapa Tuhan menegurku. Setiap hati ini mengingat Dema begitu dekat, Tuhan selalu menegurku.
Entahlah…, aku tahu Tuhan itu pencemburu. Makanya, kerap aku jalan dengan Dema, Tuhan menyambutnya dengan hujan. Cemburukah Tuhan pada Dema? Mungkin lelaki itu terlalu besar memiliki ruang di hatiku. Sisanya baru Tuhan.
Agaknya, Tuhan tak mau kuberi ruang sisa. Ia selalu menegurku dengan hujan, saat hati ini sangat mencintai Dema. Aku tak habis pikir pada Tuhan, mengapa semarah itu  melihat kedekatanku dengan Dema. Apa salahku dan Dema?
Suatu pagi, Dema membuatkan aku susu. Sementara badanku masih lelah bekas begadang semalam.
“Selamat pagi, Sayang…!” sambut Dema sambil mengecup keningku.

Aku tersipu melihatnya telah siap berangkat kerja. Padahal aku belum sempat menyeterika baju kerjanya, belum sempat menyiapkan sarapan untuknya, bahkan aku sendiri belum siap apa-apa. Masih terbaring di tempat tidur dengan rona sangat malas.
“Sayang, maaf…”
“Ssst…kamu tidur saja.  Nih, aku buatkan susu biar kamu ada tenaga. Baik-baik di rumah ya, Sayang, suamimu ini pergi sejenak mencari emas buat makan,” kata Dema sembari mengecup keningku lagi. Senyumnya bak telaga yang menghangatkan jiwa. Tangannya yang kasar berbanding terbalik dengan sentuhan yang kurasakan. Begitu lembut.
Dema tak pernah banyak menuntut. Ia suami  yang sangat bertanggung jawab. Itulah sebab mengapa aku amat mencintainya, mungkin dengan porsi yang sangat berlebihan sehingga ruang di hati ini tak begitu banyak menyimpan Tuhan.
Pun cinta yang kutanam bersama Dema, berbunga di hati kami berdua. Tapi, tidak bagi orang lain, termasuk di mata orang tuaku. Mungkin bunga itu kering dan berguguran di mata mereka.
Ya, Dema memang hanya seorang pekerja kasar. Sementara aku hanya bisa mengandalkan hidup dari hasil menjual tulisanku. Itu pun tak tentu.
Kehidupanku dan Dema bagai dua sisi mata uang yang terkadang berubah-ubah. Sedih dan senang. Sedih kusebut hujan, dan senang kunamai fajar sempurna.
Secara ekonomi, aku lebih  sering bertemu hujan dibanding fajar sempurna. Namun  fajar sempurna sering aku jumpai dalam gairah hidup. Aku senang jika bersama Dema, walau dalam kondisi apapun. Dema memiliki gairah hidup yang tinggi.
Meski dari awal, orang tuaku tak pernah setuju jika aku menikah dengan Dema, tapi itu tak membuat cintaku pudar dan keputusanku surut untuk berlayar menuju bahtera bahagia bersama kapal yang kami buat bersama.
Dan kapal itu kunamai perahu emas. Dema nahkoda dan aku adalah perahunya. Perahu akan turut kemana nahkoda membawanya pergi bukan? Terkadang badai di tengah perjalanan sering hinggap, tapi Dema pantang menyerah, ia selalu berusaha membawaku sampai pada tepi. Tepi yang kuinginkan untuk bersandar. Dan aku begitu nyaman.
Dari hujan, aku belajar mencintainya. Mencintai suamiku dalam kondisi apapun. Dari tangannya yang kasar, dari nafasnya yang lelah, dari pemberiannya yang emas. Dari hujan aku belajar bagaimana untuk tersenyum, menjadi tegar, berkorban dan berbagi bersama Dema.
“Bagaimana kau bisa bahagia, Nak, jika kau hidup di rumah kontrakan yang sempit ini? Keluarlah, kembalilah bersama kami. Hidupmu akan terjamin dengan fasilitas mewah yang biasa kau dapatkan,” tutur ayahku di awal pernikahanku bersama Dema.
Benarkah Tuhan mengutuk anak yang memutuskan untuk menikah dengan pilihannya sendiri? Benarkah pula, kemapanan yang dapat membeli kebahagiaan di dunia ini? Benarkah…
Oh Tuhan…, dengan hujan Kau menegurku, tapi dalam hujan aku semakin mencintai suamiku. Tak bermaksud aku durhaka pada orang tua, jika alasan mereka menolak Dema bukan karena Dema belum mapan, mungkin bisa kuterima. Tapi ini lain…!
Cintaku pada Dema kurajut dalam mimpi. Mimpiku dan Dema adalah mempersembahkan perahu emas pada orang tua kami. Perahu itu dibalut oleh empat komponen yaitu doa, ikhtiar, optimis dan tawakal. Perahu itu dirancang mewah untuk menghadap Tuhan di tempat yang terbaik. Perahu itu akan membawa kami bertemu di taman firdaus yang sering kami adukan pada Tuhan. Kami rela, dalam perjalanan untuk mendapatkan itu kami sering kehujanan.
Dan Tuhan tak pernah tidur. Jika perahu emas kami diguyur Tuhan dengan hujan, Dema mengajariku untuk sabar dan syukur. Itulah yang membuatku bahagia bersama Dema. Sebesar apapun badai itu, kuyakin dapat kulalui  dengan perahu emasku.
“Ayah tak butuh perahu emas. Tapi ayah butuh Dema bisa membahagiakanmu dengan rumah yang layak beserta isinya. Apa itu salah?” Ayah kembali mengucilkan Dema di depanku.
“Apalagi, sekarang kamu sedang mengandung. Apa mau nanti anakmu terlahir di rumah kontrakan ini? Dan melihat betapa hidup ini nestapa? Betapa dunia ini menyedihkan?”
Ayah…Aayah…, tiada anak yang mau menyengsarakan anaknya. Begitupun aku. Batinku bertutur lirih, tanpa membuat bibir ini mengeluarkan kalimat itu di depan Ayah.
“Pulanglah, Nak. Melahirkan di rumah sakit saja dengan dokter keluarga yang profesional.” Kali ini Ayah merajukku, serius.
“Maaf, Ayah, ini adalah tanggung jawab suamiku. Biarkan ia yang mengurus itu semua. Ayah tak usah khawatir…”

“Kamu memang keras kepala! Mau diajak hidup enak kok susah…” tukas Ayah ketus sambil melengos pergi. Dan mungkin tak akan mengengokkan wajahnya lagi ke belakang.
Ayah… Ayah…, kau tak tahu bahwa saat ini anakmu amat bahagia. Tak peduli rumah kontrakan, bagiku yang penting adalah rasa.
Tak lama setelah Ayah pergi tanpa salam, awan yang sedari tadi mendung kini membuncah dingin. Hujan datang dengan deras disertai kilat yang menyala-nyala. Seperti biasa, jika hujan datang, rumah kontrakanku selalu kebocoran. Bahkan kebanjiran.
Rembesan air bak sungai yang tampak nyata mengalir di sudut-sudut dinding. Aku sibuk sendiri menyiapkan ember agar rembesan itu tidak membanjiri lantai. Namun, tiba-tiba perutku amat mulas dan sakit sekali, seperti akan ada yang mendorong bayiku keluar. Bahkan bayiku pun ikut berontak di dalam perut, hingga rasanya sangat kacau.
Aku berteriak sekencang-kencangnya menahan nyeri yang teramat, ketubanku pecah dan terlihat darah di sela-sela betis. Dalam panik, aku melirik jam. Dema baru akan pulang satu jam lagi. Oh Tuhan…
Gelap.
Itulah yang aku rasa saat beberapa waktu yang lalu. Tersadar, aku sedang berada dalam becak dalam pelukan yang hangat. Kuraba tangan kasar itu, tak salah lagi, itu adalah Dema.
“Sayang…, kamu baik-baik saja kan? Tadi aku melihatmu terbaring di lantai bersimpuh darah.”
Aku tersenyum menyadari aku masih hidup. Dan melihat Dema di sampingku.
“Ssst, cukup, jangan banyak bicara dulu. Kita akan ke rumah sakit,” katanya sambil menciumi kepalaku.
Rasanya ingin sekali mengatakan bahwa aku amat tenang di sampingnya. Tapi mulas ini seakan mengunci rapat bibirku. Aku hanya bisa mengerang kesakitan.
“Arrrrrghhhh…”
“Sayang…, sabar yah! Sebentar lagi kita sampai.” Dema terus menggenggam erat tanganku.
Sayang, aku mencintaimu. Meski dingin terus menerjang, awan berubah hitam, dan mataku sembab. Aku tetap mencintaimu. Sangat mencintaimu. Batinku berbisik dalam sakit.
Tuhan…, kini aku sadar bahwa hujan-Mu bukanlah teguran. Dalam hujan, rumah kontrakanku banjir, tapi Dema selalu tersenyum menghadapi itu. Itulah yang membuatku kuat. Kini dalam hujan, ia membawaku berjuang menghadapi hidup dan mati mempertahankan bayi ini. Itulah yang membuatku yakin bertahan.
Dan hujan, kerap meninggalkan jejak basah di hatiku, serupa gerimis yang mengalir pelan di pipiku saat itu.


Jumat, 23 Juli 2010

TRICK HACK ROOM NIMBUZZ

Posted On 04.08 by acew 0 komentar

Heeemm... nimbuzz sekarang sudah kacau  ya...?? sekarang dengan mudah kita bisa bajak membajak room nimmbuzz... hahahaaa kaya jaman penjajahan aja .. :-D uuppppss.. gimanaaa caranya .. :-D  mungkin para nimbuzz dah pada banyak yang tau trick ini ... tapi gak pa lah kali aja ada diantara sobat niimbuzz yng belum tau dan pengen tau cara dan peroses pembajakan itu terjadii,....  yoooo kita melincur ke TKP... hahahahaa seraannnggg nimbuzzzz...  doooorrr.. :-D


ikuti langkah-langkah gw biar loeh gak kecebur ..hehe ..tar bukanya loeh bisa ngebajak malah loeh yang kena bajak ..hehe kecebur d bajak ikan pausss..hehe  halag gw jadi ngelantur gini... oke serang aja deh boooss : 
1....Login nimbuzz +via jabber+ gw pake bombusmod.  
2....Pertama bikin room private, seperti biasa, misal "karawang" nah letakan kode "\" di 
      sembarang, boleh di awal nama room, tengah, ataupun belakang, buat room bayangan dengan
      huruf karakter jg bisa, yang penting kalian bisa create room bayangan. cara buat dengan app
      bombus yaitu, create room dengan memasukan "password"  
3....Setelah create room bayangan sukses, Configur room tersebut, beri centang pada "make room
      persistent?", nah room is now unlocked.  
4....Setelah itu masuk room asli (tanpa password) nahhh pasti masih participant kan ?? hihihii :p 
5....Keluar dari room asli, terus masuk lagi mak 2X masuk... jrenkkkkkk.... praktekin saja.


hihihi... dengan 5 langkh dah bisa bajak rooom ya?.... apa lagi kalo dengan 10 langkah bukan bisa d bajak lagi  tapi bisa di makan tuh room :-D hehe...
okeee soob gunakan trick ini dengan arip dan bijak okeee...
"Sumber dari  NIMBUZZER BANJARNEGARA"


Rabu, 05 Mei 2010

Cara Membuat Hp Jadi Webcem/CCTV

Posted On 18.52 by acew 0 komentar



Cara ini hanya dapat di terpkan pada jenis hp symbian60 (S60), contoh handphone dengan OS symbian 60 adalah Nokia N70, 3230, 6600, 6610, 6630, 7610, dan untuk nokia s60 v3 : Nokia N91,N93i N73, N80, N93
Untuk menggunakan cara ini kita juga memerlukan bluetooth, untuk kabel data belum saya tes :) , untuk langkah pengunaan nya adalah sebagai berikut:
1. Kita Download terlebih dahulu software WWIGO di Motvik.com
2. Lakukanlah instalasi di komputer kita.
3. Nanti apabila penginstalan di komputer sudah selesai maka akan ada pertanyaan untuk mengirimkan aplikasi pendukung ke hp anda melalui bluetooth, pastikan bluetooth nya udah nyala, biar bisa langsung tranfer.
4. Setelah terkirim ke hp maka instal lah aplikasi nya di handphone kita.
5. Lalu jalankan aplikasi nya (yang ada di ponsel sama di komputer kita) lalu kita pilih Connect yang ada di aplikasi HP.